southwestobits.com JAKARTA. Sejumlah emiten penghuni indeks LQ45 bersiap menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), dengan agenda utama salah satunya adalah keputusan mengenai alokasi laba bersih tahun buku 2024, termasuk potensi pembagian dividen kepada para pemegang saham.
PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menjadi dua nama terdekat yang dijadwalkan menyelenggarakan RUPS pada Kamis (12/6). Kedua entitas di bawah naungan MIND ID ini dikenal sebagai emiten yang sangat loyal dalam membagikan dividen kepada para investor.
ANTM secara konsisten membuktikan komitmennya sebagai pembagi dividen sejak laba tahun buku 2019 tanpa pernah absen. Rasio dividend payout ratio mereka menunjukkan tren kenaikan yang signifikan dari tahun ke tahun, mencapai puncaknya pada tahun lalu. Untuk tahun buku 2023, ANTM mendistribusikan seluruh laba bersihnya sebesar Rp 3,07 triliun sebagai dividen. Sementara itu, dari laba tahun buku 2022, ANTM mengalokasikan 50% atau senilai Rp 1,91 triliun untuk dividen. Pada tahun buku 2021, dividend payout ratio ANTM juga mencapai 50%, setara dengan Rp 930,97 miliar. Adapun untuk tahun buku 2020, dividen ANTM tercatat sebesar Rp 402,27 miliar, yang merupakan 35% dari laba bersih.
Pembagian dividen PTBA juga tak kalah dinantikan oleh para investor, menunjukkan rekam jejak yang solid. Dari laba tahun buku 2023, PTBA membagikan dividen sebesar Rp 4,57 triliun, merepresentasikan 75% dari laba bersihnya. Tak hanya itu, untuk tahun buku 2022, PTBA bahkan mengalokasikan seluruh laba bersihnya yang mencapai Rp 12,6 triliun sebagai dividen, di mana setiap pemegang saham PTBA menerima dividen sebesar Rp 1.094 per saham. Dividen jumbo serupa juga dibagikan dari laba tahun buku 2021, dengan PTBA mendistribusikan seluruh laba bersihnya senilai Rp 7,91 triliun, atau setara dengan Rp 688,51 per saham.
Selain dua emiten tambang berstatus BUMN tersebut, perhatian juga tertuju pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP). Kedua emiten Grup Salim yang dikenal rajin membagikan dividen ini dijadwalkan menggelar RUPS mereka pada 20 Juni 2025. Dari laba tahun buku 2023, INDF dan ICBP masing-masing telah membagikan dividen sebesar Rp 2,34 triliun dan Rp 2,33 triliun.
Proyeksi dividen menjadi fokus utama para analis. Liza Camelia Suryanata, Head of Research Kiwoom Sekuritas, memaparkan hasil analisisnya. Secara historis, rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) PTBA sering mencapai 75%. Dengan proyeksi laba bersih sebesar Rp 5,10 triliun, potensi dividen PTBA dapat mencapai Rp 333,2 per saham, yang jika dihitung dengan harga saham Rp 3.000, menghasilkan dividend yield impresif sebesar 11%. Dalam skenario yang lebih konservatif dengan dividend payout ratio 50%, dividen per saham PTBA diperkirakan sekitar Rp 221,3, dengan yield 7,4%.
Untuk PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES), Liza mencatat bahwa secara historis persentase payout dividen berada di kisaran 67%. Angka ini berpotensi menghasilkan dividen per saham ACES sebesar Rp 34,9, dengan estimasi dividend yield 6,28%. Namun, Liza menambahkan, “Dividen INKP [PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk] tetap tidak atraktif meskipun laba tinggi karena dividend payout ratio sangat konservatif,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (11/6). Perhitungannya menunjukkan, dengan dividend payout ratio di kisaran 4%, potensi dividen INKP hanya sekitar Rp 271,2 miliar atau setara dengan Rp 49,5 per saham, menghasilkan estimasi dividend yield yang relatif rendah, yaitu 0,76%.
Senada dengan pandangan tersebut, Arinda Izzaty, Equity Analyst Pilarmas Investindo Sekuritas, juga menyoroti potensi dividen dari emiten LQ45 yang belum menggelar RUPS. Menurutnya, PTBA tetap memiliki peluang untuk membagikan dividen jumbo meskipun laba bersih tahun buku 2024 diproyeksikan menurun akibat fluktuasi harga batubara. Ia memperkirakan PTBA akan memberikan dividen besar di kisaran Rp 300–Rp 350 per saham.
Pembagian dividen dari INDF juga dianggap sangat menarik oleh Arinda, mengingat rekam jejaknya sebagai pembagi dividen yang stabil dan signifikan, dengan perkiraan di kisaran Rp 270–Rp 280 per saham dan dividend payout ratio sekitar 50%. “Ini menjadikan INDF cocok bagi investor yang mencari pendapatan dividen berkelanjutan,” terangnya. Adapun ICBP, meskipun konsisten membagikan dividen, jumlahnya relatif lebih kecil, sekitar Rp 200–Rp 215 per saham dengan dividend payout ratio sekitar 40%.
Sementara itu, dividen ACES dinilai cukup menarik karena tergolong tinggi untuk ukuran sektor konsumsi non-primer. Dari laba tahun buku 2024, dividen ACES diproyeksikan sebesar Rp 33,5 per saham dengan dividend yield sekitar 6%. Arinda menyimpulkan, “PTBA menjadi emiten yang paling patut dicermati oleh investor berorientasi pada yield tinggi, disusul oleh INDF dan ACES yang menawarkan kombinasi stabilitas dan dividen yang kompetitif.”