TRIBUNTRENDS.COM – Kabar mengejutkan tentang Patrick Kluivert mengundurkan diri dari posisi pelatih Timnas Indonesia usai kekalahan telak dari Jepang sontak menyita perhatian publik. Benarkah legenda sepak bola Belanda ini meninggalkan skuad Garuda di tengah perjuangan Kualifikasi Piala Dunia 2026? Mari kita telusuri fakta-fakta di balik desas-desus tersebut, lengkap dengan rekam jejak gemilang Patrick Kluivert.
Lahir dengan nama lengkap Patrick Stephan Kluivert pada 1 Juli 1976 di Amsterdam, Belanda, sosok ini dikenal luas sebagai salah satu striker paling mematikan dalam sejarah sepak bola global. Dengan teknik olah bola yang tinggi, kecerdasan di lapangan, serta insting gol yang luar biasa, Kluivert telah menorehkan segudang prestasi sepanjang karier bermainnya. Tak hanya sebagai pemain, rekam jejak Kluivert sebagai pelatih juga patut diacungi jempol, termasuk pengalamannya sebagai asisten Louis van Gaal di Tim Nasional Belanda. Kredensial inilah yang menjadikannya pilihan ideal untuk memimpin Timnas Indonesia, yang sedang berupaya meraih level lebih tinggi dengan sentuhan pelatih berkelas internasional.
Perjalanan karier Patrick Kluivert di lapangan hijau dimulai dengan gemilang. Bersama Ajax Amsterdam (1994–1997), ia membuat debut profesionalnya dan langsung mencuri perhatian dunia. Di usia yang masih belia, 18 tahun, Kluivert mencatatkan namanya dalam sejarah dengan gol kemenangan di final Liga Champions UEFA 1995 melawan AC Milan, menjadikannya pencetak gol termuda di final turnamen bergengsi itu. Selama tiga musim bersama Ajax, ia turut menyumbangkan dua gelar Eredivisie dan trofi Liga Champions.
Kiprahnya berlanjut ke raksasa Spanyol, Barcelona (1998–2004), di mana ia menjelma menjadi penyerang andalan. Dengan torehan 124 gol dari 249 pertandingan di berbagai kompetisi, Kluivert sukses membantu Blaugrana meraih gelar La Liga musim 1998–99. Setelah masa kejayaan di Barcelona, ia sempat membela beberapa klub lain seperti Newcastle United, Valencia, PSV Eindhoven, dan Lille, sebelum akhirnya memutuskan gantung sepatu pada tahun 2008.
Dedikasi Patrick Kluivert terhadap tim nasional Belanda juga tak kalah mengesankan. Antara tahun 1994 hingga 2004, ia mencatatkan 40 gol dalam 79 penampilan, menjadikannya pencetak gol terbanyak sepanjang masa Belanda sebelum rekornya disalip oleh Robin van Persie. Salah satu puncak penampilannya di kancah internasional adalah saat ia mencetak hattrick gemilang melawan Yugoslavia di babak perempat final Euro 2000.
Usai meniti karier sebagai pemain, Patrick Kluivert segera merambah dunia kepelatihan. Dilansir dari Antara, ia memulai perjalanannya sebagai asisten pelatih di berbagai klub dan tim nasional. Di antara deretan prestasinya, ia pernah menjabat asisten pelatih Tim Nasional Belanda pada tahun 2014, di mana ia bahu-membahu dengan Louis van Gaal membawa Oranje meraih posisi ketiga di Piala Dunia FIFA 2014. Selain itu, Kluivert juga sempat memimpin tim nasional Curaçao sebelum akhirnya menempati posisi direktur olahraga di Paris Saint-Germain (PSG) dan akademi Barcelona.
Rekam jejak impresif ini berpuncak pada penunjukannya sebagai pelatih baru Timnas Indonesia. Pada Rabu, 8 Januari 2025, PSSI secara resmi mengumumkan Patrick Kluivert sebagai juru taktik skuad Garuda. Kontrak berdurasi dua tahun, dari 2025 hingga 2027, dengan opsi perpanjangan, menjadi bukti kepercayaan PSSI terhadap kapasitas pelatih asal Belanda ini.
Baca juga: Deretan Kontroversi Patrick Kluivert, dari Utang Judi Kini Menuju Timnas Indonesia Gantikan STY
Lantas, bagaimana dengan kabar Patrick Kluivert mengundurkan diri? Isu mengenai pengunduran diri pelatih Timnas Indonesia ini sempat merebak kencang, terutama setelah kekalahan telak 0-6 Garuda dari Jepang pada laga terakhir Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, Selasa (10/6/2025). Kabar ini sontak memicu kegelisahan di kalangan penggemar sepak bola Tanah Air.
Namun, berdasarkan penelusuran mendalam oleh KOMPAS.com dan situs berita ANTARA, dapat dipastikan bahwa berita tersebut tidak benar. Spekulasi mengenai Patrick Kluivert mengundurkan diri ini berawal dari sebuah unggahan di Facebook yang menarasikan bahwa sang pelatih telah mundur hanya setelah tiga pertandingan menukangi skuad Merah Putih. Narasi hoaks tersebut berbunyi: “Patrick Kluivert, pelatih timnas Indonesia, telah membuat pernyataan yang mengejutkan setelah timnas Indonesia kalah telak dalam pertandingan terakhir melawan raksasa jepang. Ia menyatakan bahwa ia tidak akan bertemu lagi dengan timnas Indonesia, karena ia telah memutuskan untuk meninggalkan posisinya sebagai pelatih timnas Indonesia. Kluivert menyatakan bahwa ia telah memutuskan untuk meninggalkan timnas Indonesia karena ia merasa bahwa ia tidak dapat membawa timnas Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi.”
Kabar tersebut semakin tidak berdasar karena tidak ada satu pun pernyataan resmi, baik dari pihak PSSI maupun Patrick Kluivert sendiri, yang mengonfirmasi pengunduran diri pelatih Timnas Indonesia tersebut. Dengan tidak adanya bukti valid, unggahan di media sosial itu jelas-jelas merupakan hoaks yang bertujuan menyesatkan publik.
Alih-alih mundur, Patrick Kluivert justru menunjukkan semangat dan komitmen penuh terhadap masa depan Timnas Indonesia. Setelah kekalahan dari Jepang, ia bahkan telah membahas potensi lawan di putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Ia mengungkapkan, “Saya pikir babak berikutnya akan sangat menarik. Setiap negara punya tekad kuat untuk lolos ke tahap berikutnya. Semua lawan kuat. Sebagai contoh, saya pikir Oman juga lawan yang kuat. Saya ingin memanfaatkan kesempatan ini dan bertemu lawan-lawan menarik, jadi saya ingin bertarung dengan baik. Tentu saja, hasil hari ini agak mengecewakan bagi kami, tapi kami akan bekerja keras untuk memperbaikinya. Babak keempat adalah babak baru. Kita harus siap sebagai tim.”
Pernyataan ini menegaskan bahwa Kluivert tetap fokus pada misinya bersama skuad Garuda. Sebagaimana diketahui, PSSI telah menunjuk Patrick Kluivert sebagai pelatih kepala Timnas Indonesia melalui konferensi pers di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta Pusat, pada pertengahan Januari 2025. Ia dikontrak selama dua tahun dengan opsi perpanjangan dua tahun lagi, mengemban target besar: meloloskan Timnas Indonesia ke putaran final Piala Dunia 2026. Dengan demikian, desas-desus mengenai pengunduran dirinya sama sekali tidak berdasar dan tidak selaras dengan kenyataan di lapangan.
(KOMPAS.com/ Firzie A. Idris)
Diolah dari artikel di KOMPAS.com