Home / Sports / Mochizuki Buka Suara: Timnas Putri Indonesia Gagal di Kualifikasi Piala Asia

Mochizuki Buka Suara: Timnas Putri Indonesia Gagal di Kualifikasi Piala Asia

southwestobits.com – , Jakarta – Perjalanan Tim Nasional Sepak Bola Putri Indonesia dalam kualifikasi Piala Asia Putri 2026 harus terhenti. Skuad Garuda Pertiwi dipastikan tersingkir setelah menelan kekalahan tipis 1-2 dari Taiwan (Cina Taipei) pada laga penentu Grup D yang berlangsung di Indomilk Arena, Kabupaten Tangerang, Sabtu, 5 Juli 2025.

Meskipun hasilnya tidak sesuai harapan, pelatih Timnas Putri Indonesia, Satoru Mochizuki, tetap memberikan sanjungan tinggi atas performa anak asuhnya. Pelatih asal Jepang tersebut mengakui bahwa para pemain menunjukkan peningkatan signifikan dan perlawanan sengit, di luar dugaan awalnya. “Kita mengira pertandingan akan dikuasai oleh mereka, tapi ternyata kita bermain dengan baik dan bisa memberikan perlawanan yang baik,” ungkap Mochizuki dalam sesi jumpa pers pasca-pertandingan.

Mochizuki secara khusus menyoroti keberanian dan inisiatif yang ditunjukkan oleh timnya. Menurutnya, ada peningkatan mentalitas di mana para pemain lebih berani dalam membangun serangan, bermain menyerang ke depan, serta tidak ragu mengambil kesempatan untuk melepaskan tembakan ke gawang lawan. Semangat ini terlihat jelas saat menghadapi tim sekuat Taiwan.

Saat disinggung mengenai performa tim yang justru terlihat lebih baik melawan Taiwan, yang menduduki peringkat 42 dunia, dibandingkan saat melawan Pakistan yang berada di peringkat 157 dunia, Mochizuki menjelaskan fenomena tersebut sebagai hal yang lumrah dalam sepak bola. Ia menuturkan bahwa pertandingan terakhir dalam sebuah turnamen seringkali memicu motivasi ekstra bagi para pemain. “Biasanya di mana pun kalau di pertandingan terakhir dalam turnamen pasti memang semangatnya memuncak,” jelasnya. Dorongan ini, kata Mochizuki, bukan hanya terkait dengan ambisi untuk lolos ke putaran final di Sydney, Australia, tahun depan, tetapi juga keinginan untuk memberikan penampilan terbaik sebagai warisan untuk masa depan.

Mochizuki juga mengungkapkan alasannya tidak menurunkan Sydney Hoppe dalam tiga pertandingan terakhir. Pemain kelahiran Amerika Serikat itu, menurut Mochizuki, sedang mengalami penurunan kondisi fisik dan performa. “Sydney bergabung di timnas setelah selesai liga dan turnamen di Amerika dan habis juara jadi kondisi fisiknya juga sedang lemah,” katanya. “Seperti kelihatannya juga lebih kurusan dan juga performanya sedikit menurun.” Pelatih berusia 61 tahun itu menekankan bahwa tidak semua pemain dapat mempertahankan kondisi puncak mereka secara konsisten.

Satoru Mochizuki Ingin Diberi Waktu Lama

Satoru Mochizuki secara tersirat berharap mendapatkan waktu lebih lama untuk mengemban tugasnya sebagai pelatih Timnas Putri Indonesia. Harapan ini muncul menanggapi pernyataan Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, yang berencana meninjau pekerjaan Mochizuki untuk memutuskan perpanjangan kontraknya yang akan berakhir lima bulan lagi.

Dalam konferensi pers setelah kekalahan dari Taiwan, Mochizuki menegaskan pentingnya kontinuitas dalam pembangunan sebuah tim. “Jadi memang kalau kita membangun tim itu membutuhkan waktu yang lama. Terus kita bangun sedikit demi sedikit supaya bisa menjadi kokoh,” tuturnya. Oleh karena itu, ia berharap diberi kesempatan untuk terus mengembangkan timnas putri hingga menjadi kekuatan yang sangat diperhitungkan di kancah sepak bola.

Untuk menguatkan argumennya, Mochizuki mencontohkan kesuksesan Timnas Putri Jepang yang berhasil meraih gelar juara dunia pada 2011 di Jerman dan medali perak Olimpiade 2012 di London, Inggris. Kala itu, Mochizuki menjabat sebagai asisten pelatih Norio Sasaki. Ia menjelaskan bahwa prestasi gemilang Jepang tersebut merupakan buah dari kerja keras dan perkembangan yang konsisten selama 10, 20, bahkan 30 tahun. “Jadi saya juga ingin mengambil hal-hal yang baik yang bisa diterapkan di Indonesia dan ingin terus mengembangkan sepak bola putri di Indonesia,” kata Mochizuki, yang mulai menjabat sebagai pelatih Timnas Putri Indonesia pada Februari 2024.

Setelah tersingkir dari kualifikasi Piala Asia Putri, fokus Timnas Putri Indonesia kini beralih ke turnamen ASEAN Women’s Championship yang akan diselenggarakan bulan depan di Vietnam. “Setiap ikut turnamen kita ingin menang dan juara. Sekarang kita berjuang ke arah sana. Jadi sekarang kita lagi memikirkan gimana caranya untuk menang,” tegas Mochizuki, menunjukkan determinasi timnya.

Mochizuki menambahkan bahwa kemungkinan timnya tidak akan diperkuat beberapa pemain diaspora dalam turnamen tersebut karena mereka memiliki komitmen dengan liga klub masing-masing. Namun, hal ini tidak menyurutkan optimismenya. Ia yakin timnya tetap bisa memberikan yang terbaik berkat kualitas pemain lokal seperti Sheva Imut, Helsya Maeisyaroh, dan Reva Octaviani. “Kita nanti di AFF kemungkinan akan tanpa pemain diaspora, karena mereka bermain di liga. Tapi kita juga masih punya pemain-pemain bagus dan punya teknik yang luar biasa seperti Sheva, Helsya, Reva,” ujarnya.

Dalam ASEAN Women’s Championship, Indonesia tergabung di Grup A bersama tuan rumah Vietnam, Thailand, dan Kamboja. Mochizuki menyambut baik pertemuan dengan Vietnam dan Thailand yang dikenal sebagai kekuatan besar di sepak bola putri Asia Tenggara. Menurutnya, menghadapi lawan-lawan tangguh tersebut adalah langkah esensial untuk meningkatkan level permainan tim. “Jadi ketika kita mau menjadi tim yang nantinya akan bisa terus main di Piala Asia dan lolos ke sana, pastinya juga kita harus terus melihat lawan-lawan seperti Thailand, Myanmar, yang kuat-kuat,” jelasnya. “Kita harus terus mencoba melawan mereka, kita lihat juga kekuatan mereka, dan kita harus terbiasa melawan mereka dan menang, sehingga kita terus bisa naik levelnya ke depan.”