southwestobits.com – , Jakarta – Konflik yang melibatkan Israel dan Iran membebani kas negara secara signifikan, dengan estimasi biaya militer langsung mencapai sekitar 2,75 miliar shekel, atau setara dengan US$725 juta, per hari. Demikian pernyataan dari seorang mantan pejabat senior pertahanan Israel, seperti dilansir oleh Ynet pada Selasa, 17 Juni 2025.
Brigadir Jenderal (purn.) Re’em Aminach, yang sebelumnya menjabat sebagai penasihat keuangan kepala staf militer Israel (IDF), mengungkapkan bahwa dua hari pertama pertempuran menelan biaya sekitar 5,5 miliar shekel (US$1,45 miliar). Biaya ini terbagi rata untuk operasi ofensif dan defensif. Perkiraan tersebut belum mencakup kerugian pada properti sipil maupun dampak ekonomi yang lebih luas.
Secara rinci, biaya operasional ofensif, termasuk serangan awal Israel terhadap Iran, diperkirakan mencapai 2,25 miliar shekel (US$593 juta), meliputi jam terbang pesawat dan amunisi yang digunakan. Sementara itu, sisa dari total biaya dialokasikan untuk tindakan pertahanan, seperti penggunaan sistem pencegat rudal dan mobilisasi pasukan cadangan. “Ini hanyalah biaya langsung,” tegas Aminach, yang juga pernah memimpin Departemen Anggaran Kementerian Pertahanan dan divisi ekonomi IDF. Ia menambahkan, “Biaya tidak langsung—termasuk dampaknya pada produk domestik bruto—tidak dapat diukur pada tahap ini.”
Dalam konteks keuangan negara, Kementerian Keuangan Israel telah menetapkan batas defisit sebesar 4,9 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) untuk tahun fiskal berjalan, atau sekitar 105 miliar shekel (US$27,6 miliar). Meskipun anggaran tersebut mencakup cadangan darurat, sebagian besar dana ini telah terkuras selama genosida di Gaza, dan anggaran tersebut sama sekali tidak memperhitungkan konflik yang sedang berlangsung dengan Iran.
Di tengah peningkatan pengeluaran yang masif akibat perang, Kementerian Keuangan Israel secara paradoks justru baru-baru ini meningkatkan perkiraan pendapatan pajaknya. Pendapatan yang diharapkan melonjak dari 517,1 miliar shekel menjadi 538,6 miliar shekel, menandai peningkatan signifikan sebesar 21,5 miliar shekel (US$5,6 miliar). Namun, di sisi lain, konflik ini telah memicu revisi ke bawah terhadap prospek ekonomi negara. Kementerian memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2025 dari 4,3 persen menjadi 3,6 persen. Angka ini didasarkan pada asumsi bahwa panggilan tugas cadangan akan menurun mulai kuartal ketiga—sebuah skenario yang kini tampaknya semakin tidak mungkin terwujud, terutama karena pemerintah mengintensifkan genosida di Gaza.
Secara terpisah, Dana Kompensasi Otoritas Pajak Israel, yang bertanggung jawab membayar ganti rugi atas kerusakan properti sipil, telah mencairkan dana sebesar 2,4 miliar shekel dari Januari hingga Mei 2025. Penarikan bersih dari dana tersebut mencapai 3 miliar shekel. Para pejabat mengindikasikan bahwa pendanaan tambahan kemungkinan besar akan dibutuhkan, mengingat laporan kerusakan parah yang terjadi di berbagai lokasi. Meskipun pengeluaran Dana Kompensasi ini tidak dihitung dalam defisit resmi—berkat praktik akuntansi yang telah lama berlangsung dan kontroversial—namun pengeluaran tersebut tetap diklasifikasikan sebagai utang publik dan dimasukkan dalam penilaian total biaya perang yang ditanggung Israel.
Pilihan Editor: Iran Tegaskan Berhak Bela Diri atas Serangan Israel